Sepertinya bukan lagi rahasia soal Papua yang konon katanya ngebet ingin keluar dari Indonesia dan bikin negara sendiri. Kehidupan yang belum membaik, sampai seolah tak pernah digubris, jadi segelintir dari banyak alasan kenapa Papua ingin merdeka. Menghadapi yang semacam ini Pemerintah selalu melakukan upaya defensif dengan melakukan berbagai pendekatan. Walaupun itu tak kunjung meredam gejolak salah satu pihak untuk keukeuh memutuskan hubungan.
Tentu kita semua tak berharap Papua akan benar-benar lepas. Tapi, semisal hal tersebut benar akan terwujud nantinya, lalu kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Indonesia akan benar-benar Merugi? Atau apakah Papua akan benar-benar langsung makmur? Pertanyaan ini sukar dijawab, tapi kita bisa menerawangnya.
Jadi, seumpama Papua benar putus dari Indonesia, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah hal-hal berikut ini.
1. Indonesia Akan Kehilangan Salah Satu Pemasukan Besarnya
Hal pertama yang akan terjadi kalau Indonesia kehilangan Papua adalah kita bakal kehilangan salah satu pemasukan konsisten paling besar. Ya, ini adalah tentang Freeport. Meskipun memberikan persentase hasil yang sangat kecil, tapi dana yang masuk dari pengolahan tambang oleh Freeport bisa dibilang besar, yakni triliunan rupiah.
Nah, seumpama Papua benar pergi, maka otomatis Indonesia akan kehilangan pemasukan sebanyak itu. Lantaran sudah berbeda negara, tentunya pemerintah tak berhak lagi ikut campur untuk masalah tambang tersebut. Intinya, ketika Papua hilang maka pemerintah tak berhak untuk melakukan apa pun lagi di sana.
2. Kehilangan Obyek Wisata Kelas Dunia
Tak hanya tambang emas melimpah, Papua juga memiliki spot-spot kelas dunia yang begitu termasyhur namanya. Misalnya salah satunya adalah Raja Ampat. Obyek wisata ini bisa dibilang sangat mahal bahkan untuk ukuran para bule. Makanya, Raja Ampat pun menyumbang banyak pemasukan untuk daerah dan negara.
Sama seperti tambang Grassberg yang penuh emas itu, ketika Papua lepas negara juga tak lagi punya kepemilikan atas aset-aset wisata tersebut. Bukan hanya kehilangan pendapatannya, tapi juga wisatanya secara utuh. Julukan kepingan surga yang didapatkan Indonesia pun cacat karena hilang sudah salah satu penyokong terbaiknya.
3. Indonesia Mungkin Akan Dimusuhi Amerika
Butuh usaha yang lama dan susah bagi Freeport untuk bisa menambang di Papua. Bahkan konon di balik itu sampai ada misi-misi terselubung CIA yang ingin meruntuhkan Bung Karno yang keukeuh tak memberikan tambang Grassberg. Barulah di masa Soeharto, perusahaan tambang ini bisa mendapatkan kontrak untuk mengeruk semuanya.
Nah, seumpama di tengah-tengah berjalannya kontrak ini kemudian Papua memutuskan untuk lepas, kira-kira apa yang akan terjadi? Buruk tentu saja. Kontrak yang ada mungkin bisa putus begitu saja. Karena ini tak lagi antara Indonesia-Amerika, tapi juga melibatkan Papua sebagai negara pemilik yang asli.
Amerika akan rugi besar kalau kontraknya tersebut hangus. Pasalnya mereka akan kehilangan banyak sekali uang dan pemasukan yang jumlahnya tak karuan. Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan besar hubungan Indonesia dan Amerika akan sangat buruk.
4. Papua Mungkin Akan Lebih Sengsara
Papua ingin lepas dari Indonesia karena sangat yakin jika ini terjadi mereka akan lebih makmur. Tapi, apakah jika benar putus, hal tersebut akan terjadi? Bisa iya atau tidak. Tapi kemungkinan besar adalah tidak. Papua sama sekali tak siap untuk jadi negara sendiri karena mereka masih banyak kekurangan dalam segala hal. Salah satunya adalah kompetensi orang-orangnya.
Papua butuh SDM mumpuni untuk membuat mereka jadi negara hebat. Tapi, hal yang seperti itu cukup susah di sana. Jangankan kampus level internasional, sekolah SD saja di sana cukup miris kondisinya. Negara harus diatur oleh pemerintahan yang kompeten, kalau tidak yang terjadi adalah kesengsaraan. Yang ditakutkan nantinya rakyat justru tak sejalan dengan pemerintahannya sendiri dan akhirnya yang terjadi adalah perpecahan.
5. Akan Susah Bagi Papua Untuk Jadi Negara Hebat
Modal tambang emas saja belum tentu cukup menjadikan sebuah negara menjadi sangat hebat. Butuh banyak aspek yang perlu diperhatikan tak cuma tentang pemasukan. Nah, kalau dilihat, Papua ada di kondisi mereka hanya unggul soal kekayaan alam saja. Tidak yang lainnya.
Pendidikan bisa dibilang biasa-biasa, pembangunan dan infrastruktur pun begitu-begitu saja. Termasuk juga militer yang sepertinya juga tak terlalu hebat nantinya. Mempertimbangkan hal-hal tersebut, Papua mungkin akan susah untuk mengejar negara-negara lainnya. Di samping itu pula, lantaran tidak benar-benar kuat, akhirnya mereka akan gampang diintervensi. Mungkin oleh Amerika yang jelas masih ngebet dengan emas-emas di sana.
Kira-kira inilah yang akan terjadi jika Papua lepas dari Indonesia. Semuanya rata-rata memberikan dampak yang buruk tak hanya kepada Indonesia tapi juga Papua sendiri. Maka dari itu solusi tengah yang bisa diambil adalah tetap seperti sekarang. Tetap bersama akan membuat keduanya kuat. Hanya perkara waktu saja sampai akhirnya Indonesia jadi negara hebat dan Papua juga jelas akan kena imbasnya.
PAPUA AMBISI PRESIDEN PERTAMA INDONESIA
Bagi Sukarno, Indonesia tanpa Papua sama seperti tubuh tanpa ujung jemari.
Hanya selebar daun kelor. Begitulah Bung Karno memandang wilayah Papua bila dibandingkan dengan kepulauan Indonesia yang lain. Meski demikian, presiden pertama RI itu tetap berkeyakinan bahwa setengah dari kepulauan ujung timur Nusantara tersebut adalah bagian dari negeri Indonesia. Saat itu, di kalangan Indonesia, Papua masih bernama Irian Barat. Di Belanda disebut Nederland Nieuw Guinea.
“Akan tetapi Irian Barat adalah sebagian dari tubuh kami,” kata Sukarno kepada penulis Cindy Adams dalam otobiografi Sukarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. “Apakah seseorang akan membiarkan salah satu anggota tubuhnya dipotong begitu saja tanpa membalas sedikitpun? Apakah orang tidak akan berteriak kesakitan, apabila dipotong ujung jarinya sekalipun hanya sedikit?”
Klaim Sukarno bukannya tanpa dasar. Sejak zaman kolonial, Papua merupakan bagian dari Hindia Belanda yang dalam pengakuan kedaulatan akan menjadi bagian Republik Indonesia Serikat. Tapi Belanda bersikap bengal. Dalam perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) akhir 1949, Pemerintah Belanda menolak menyerahkan wilayah itu. Alasannya, secara etnis dan kebudayaan, rakyat Irian Barat berbeda dari Indonesia. Sehingga tak ada alasan bagi Indonesia mengklaim Papua.
“Mengapa tidak?” tanya Sukarno. “Apakah mereka (rakyat Papua) lebih mirip dengan orang Belanda yang berpipi merah, berambut jagung dan dengan muka berbintik-bintik itu?”
PUSAT SENGKETA
Dalam amatan Sukarno, Papua adalah daerah yang sangat terbelakang. Alamnya berupa hutan lebat dengan gunung-gunung pencakar langit dan rawa yang luas. Menurut Sukarno, Papua tak banyak faedahnya bagi Belanda.
Keuntungan yang diperoleh Belanda dari tambang minyak bumi belum sebanding dengan biaya untuk mengolahnya. Pengeluaran khusus juga harus dialokasikan untuk membangun kesejahteraan rakyat Papua. Belanda menginginkan Papua hanya karena alasan psikologis sebagai salah satu negara imperialis yang masih ingin berkuasa. “Di samping itu orang Belanda kepala batu,” kata Sukarno.
Belanda ternyata tak senaif seperti yang dikatakan Sukarno. Dari sudut keuntungan, Belanda telah bermain hitung-hitungan. Sejak masa kolonial, selain minyak bumi - Belanda telah menyadari kandungan mineral berupa yang cukup besar tersimpan di bumi Papua. Telaah atas kekayaan alam Papua ini tercatat dalam laporan kepala residen Jan van Echoud berjudul ‘Nota inzake de economische toekomst van Nieuw-Guinea’ (nota mengenai masa depan ekonomi Nieuw-Guinea).
“Perembukan mengenai menambang mineral hampir seluruhnya melalui Den Haag (Pemerintah Belanda di negeri induk), sedangkan diskusi-diskusi tentang pengambilan kayu dan perikanan pada umumnya mengikutsertakan juga gubernemen di Hollandia (pusat pemerintahan Belanda di Papua),” ungkap sejawan cum arsiparis Belanda Pieter Drooglever dalam Tindakan Pilihan Bebas!: Orang Papua dan Penentuan Nasib Sendiri.
Pemerintah Belanda menurut Drooglever, memang bertekad memperkuat basis ekonominya di Papua. Pada saat yang sama, Indonesia memperjuangkan wilayah itu terintegrasi dalam kekuasaan Republik. Selama tiga belas tahun lamanya Papua menjadi pusat sengketa antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda.
IBARAT PISAU BELATI
Sukarno sendiri tak pernah beranjak dari seruan “Sabang sampai Merauke” sebagai wujud keutuhan kedaulatan Indonesia. Maka soal Papua adalah harga mati. Seberapa besar arti Papua di mata Sukarno? Sukarno menguraikannya saat berpidato di Lapangan Banteng pada 18 November 1957.
Dalam pidatonya berjudul “Djangan Ragu-ragu Lagi!”, Sukarno mengatakan dalam Undang-Undang Dasar tertulis wilayah Republik Indonesia adalah Indonesia. “Nah, Indonesia itu apa? Indonesia ialah segenap kepulauan antara Sabang dan Merauke,” ujar Sukarno. Ini merupakan dasar legal tuntutan Indonesia atas Papua. Legal berlandaskan hukum melalui perundingan dan perjanjian antara Indonesia dengan Belanda.
Lantas, apakah Sukarno benar-benar tak mengetahui betapa kayanya sumber daya alam Papua? “Lha kalau betul-betul Irian Barat itu ndak ada apa-apa, lha kok sampeyan (Belanda) itu nongkrong di Irian Barat itu buat apa?” ujar Sukarno.
Nyatanya, Sukarno sangat menyadari potensi Papua secara ekonomi. Menyitir laporan tim geologinya, Sukarno mengatakan Irian Barat kaya akan minyak bumi. Penyelidikan mutakhir saat itu bahkan menyebutkan adanya kandungan uranium.
“Demikian pula menurut keterangan-keterangan yang terakhir, di Irian Barat ini kaya dengan uranium. Uranium yang sekarang berharga tinggi di abad atom,” kata Sukarno. “Jadi saudara-saudara, sudah nyata sekali pihak Belanda di Irian Barat ialah untuk mengambil kekayaan kita. Dan kita pun mempunyai alasan-alasan ekonomis untuk menuntut kembalinya Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik.”
Selain itu Sukarno menyebutkan dua alasan lain, yaitu keamanan dan prinsip antikolonialisme. Dari segi keamanan, keberadaan Belanda di Papua ibarat pisau belati yang mengarah kepada Indonesia. Keberadaan Belanda disana juga melambangkan kekuasaan kolonial yang masih gentayangan. Kata Sukarno, “Jikalau imperialisme Belanda masih nongkrong disitu, kita merasa seperti ada pisau dibelakang kita ini. Ada pisau belati dibelakang kita ini, saudara-saudara.”
Itulah sebabnya, ketika konflik Irian Barat kian memuncak, Sukarno bertekad untuk membebaskan Papua dengan jalan apapun. Seruan itu dinyatakan Sukarno saat berpidato di Palembang, 10 April 1962.
“Tidak perduli PBB bahkan meskipun meminjam tangannya setan, aku tidak perduli. Ya, meskipun tangannya setan. I do not care. I do not mind, asal Irian Barat pada tahun '62 ini juga kembali kepada kita, kepada Indonesia,” kata Sukarno dalam pidatonya yang berjudul “Seluruh Rakyat dari Sabang sampai Merauke Bertekad Membebaskan Irian Barat dalam Tahun ini juga”.
Menurut Asvi Warman Adam sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan atau tanpa daya pikat kekayaan alamnya, Sukarno tetap akan memperjuangkan Papua. Pasalnya, wilayah itu berada dalam lingkup kedaulatan nasional.
“Sukarno memperjuangkan Irian Barat dengan atau tanpa mengetahui kekayaan SDA (sumber daya alam) nya,” kata Asvi kepada Historia. “Sejak KMB ditandatangani akhir Desember 1949 Bung Karno merasa bahwa kemerdekaan RI itu belum utuh secara teritorial. Itulah yang diperjuangkannya sampai tahun 1963.”
Basic Information Covering What An Affiliate Program Can Help You To Achieve
When you have your hyperlink you could add it to your website, include it in the resource box of an article or create a classified ads. Beware that some article directories do not accept direct links to affiliate program products so you may have to set up a redirected domain name to do this. This is easy to do by registering a new domain name with a site like Go daddy and typing in the product hyperlink into the redirect section.
Then you can add your new domain name to the article resource box and when the reader clicks on it they will go directly to the affiliate program product page. You can buy domain names for just a few dollars and if you go to the right site you can get them hosted for free. If you intend to have lots of websites and redirected domains a company like hostgator will host unlimited domains for a low fixed monthly price.
Once you have registered you can start shopping, just go to the marketplace section of the Clickbank site and type in a subject you are interested selling a product related to. There are many categories so you should find a product you like. You can list the products by popularity, commission earned per sale, commission percentage etc. Affiliate programs are very respectable, well atleast the ones that are operating properly each day.
You can promote as many Clickbank products as you like and in any way you like, if you take some time selecting the right products and promote them well you can make a tidy income. There are also programs available to buy where many Clickbank products have been grouped together in a mall and you just send visitors to your mall and you get commissions on anything that is purchased.
When you find a product you like the sound of, check the sales pitch page, if you still like it and think you can promote and sell it just click the ‘create a top hop link’ button and you will be presented with a hyperlink to that product with your nickname contained within it. Keep the hyperlink safe and print a copy to use in you promotion. Promoting items is the main ingredient to its success and it means all the difference in the world when it comes to your financial future.
Gaining all the information necessary for you to make this work is the key to your future business successes. It is very important to understand all aspects of an affiliate program before ever getting involved with one but trust me, there is really no way that you can be disappointed once you begin figuring out how all aspects of an affiliate program works.
Finding a career path that you could actually end up enjoying is so very important and unfortunately so many people just do not end up doing that. You can be happy with your career choice. Get involved with an affiliate program and start making all of your dreams come true right now.